Asy-Syaikh Rabi’ Berbicara tentang Ali Hasan Al-Halabi


Setelah sebelumnya kami suguhkan ke hadapan anda hidangan hangat dari para ulama’, seperti Syaikh Ahmad Bazmul, Syaikh Abu Umar Usamah Al-‘Utaibi, Syaikh ‘Ubaid Al-Jabiri, dan Syaikh Ahmad An-Najmi….

Kini giliran selanjutnya…,

Asy-Syaikh Rabi’ bin Hadi Al-Madkholi

Hafizhahullah Ta’ala

Pembawa bendera Jarh wa Ta’dil abad ini

giliran beliau berbicara tentang Ali Al-Halabi hadahullah

—————————————

Aku hadiahkan tulisan-tulisan tentang Ali Hasan Al-Halabi yang ada di blog sederhana ini tuk saudaraku yang masih terkungkung dalam penjara kefanatikan, dan tuk saudaraku yang masih memiliki husnu dzan yang tinggi , yaitu husnu dzan yang tidak pada tempatnya…

Saudaraku, siapa dan apalagi yang kita tunggu?

Para ulama’ dan masyayikh sudah berbicara…

Para ulama’ dan masyayikh sudah bersikap….

Mereka sudah menjelaskan dengan  begitu gamblang dan jelas.

Asy-Syaikh Ahmad Bazmul sudah berbicara panjang lebar dalam kitabnya “Shiyanatus Salafi…” dengan dalil-dalil yang bertebaran, demikian pula masyayikh lainnya…

————————————-

Asy-Syaikh DR. Ahmad Bazmul berkata:

Dan kami para salafiyin walaupun sampai sekarang tidak mentabdi’ (memvonis mubtadi’) Al-Halabi, karena menunggu penjelasan para ulama’ kibar, hanyasaja kami mengatakan bahwa tidak boleh menimbah ilmu darinya sebagaimana ucapan Syaikh kami (Yahya) An-Najmi rahimahullahu ta’ala, dan disepakati oleh ahlul ilmi juga para penuntut ilmu.

Dan Al-Halabi menjarh sendiri dirinya dengan manhaj barunya…

Dan kami tidak mentabdi’ dia, tidak, karena dia masih ahlus sunnah dan dia memiliki kesalahan.

Selamanya, ahlus sunnah berlepas diri dari manhaj barunya Al-Halabi. Namun kami tidak ingin mendahului para ulama’ kibar, sebagai adab kepada mereka. Tetapi jika Al-Halabi  tidak rujuk  dari petaka dan penyimpangannya, maka ia berhak digabungkan bersama orang-orang yang ia beri tazkiyah dan ia bela dari kalangan ahlul bidah, tidak ada kemuliaan, sebagaimana para salaf menghukumi seperti itu kepada orang-orang yang lebih berilmu darinya dan lebih selamat keadaannya.”

[ Selesai ucapan Syaikh Ahmad Bazmul ]

Memang begitulah adab seorang ‘alim, tidak bertindak kecuali dengan bimbingan alim di atasnya.

Ucapan ini keluar dari beliau sebelum muncul vonis dari Syaikh Rabi’ bin Hadi Al-Madkhali Hafizhahullah Ta’ala.

Alhamdulillah, Asy-Syaikh Rabi’ pun telah mengeluarkan sikapnya terhadap Al-Halabi.

Al-Halabi, orang yang selama ini di “eman” oleh Syaikh Rabi’ dan masyayikh lainnya, tapi begitulah orang yang tak tahu di sayang….

Kemudian, Asy-Syaikh Ahmad berkata:

“Dan sekarang,  akan aku nukilkan kepada anda dan saudaraku salafiyin: bahwa Syaikh pembawa bendera jarh wa ta’dil telah melontarkan ucapannya tentang Ali bin Hasan Al-Halabi dan Abu Manar Al-‘Iraqi, yaitu bahwa keduanya adalah mubtadi’. Dan beliau berkata kepada saudara-saudara dari Iraq: “Nukilkan (vonis) ini dari aku.”

————————————–

Asy-Syaikh Abu Umar Usamah bin ‘Athoya Al-‘Utaibi Hafizhahullah berkata:

الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله أما بعد:

Ketika aku berkunjung hari kemarin kepada Asy-Syaikh Rabi’ Hafizhahullah wa Ro’ahu, aku pun mendengar beliau mengucapkan hal itu…”

Maksud beliau adalah bahwa beliau ketika berkunjung ke kediaman Syaikh Rabi’ Hafizhahullah Ta’ala mendengar bahwa Syaikh memvonis Ali Hasan dan Abu Manar sebagai mubtadi’….

Wahai seandainya Ia mau rujuk dan mau mendengar nasehat dan bimbingan para ulama’ dan masyikhnya yang mulia, pasti Ia tidak akan terjerembab ke dalam kesalahan yang begitu fatal .

———————-

FAEDAH DARI REALITA INI

Dari realita yang kita saksikan ini dapat dipetik beberapa faedah ilmiyah,

  • betapa pun seorang itu berilmu dan faqih dalam ilmu agama, pasti dia memiliki peluang tuk tergelincir dari jalan yang lurus…..

Maka janganlah seorang tertipu dengan kefaqihan, kecerdasan, dan kemantapan ilmunya, Ingatlah bahwa hidayah itu di tangan Allah, Ia berikan kepada siapa yang Dia kehendaki…

  • Bahwa tidak boleh bagi seseorang tuk fanatik buta kepada seorang ‘alim yang terjatuh dalam kesalahan, walaupun ia seorang yang faqih. Ingat, selama koreksi yang ditujukan kepadanya itu berdasarkan dalil yang benar dan qo’idah yang disepakati, maka itulah yang harus kita pegang..

wallahu a’lam bish shawwab

Sumber:

http://www.sahab.net/forums/showthread.php?s=0a8d83ee3c8b033eb6cf8fb9987b48a0&p=785764#post785764

30 pemikiran pada “Asy-Syaikh Rabi’ Berbicara tentang Ali Hasan Al-Halabi

  1. mungkin sj mereka2 yg husnuzhon msh menolak vonis tsb karna alasan syaikh al abbad yg merupakan gurunya syaikh robi’ blm bicara..

    [ admin ]
    Bukankah wahai saudaraku Asy-Syaikh Ahmad An-Najmi sudah berbicara dan melarang mengambil ilmu dari Al-Halabi?
    Bukankah wahai saudaraku Syaikh An-Najmi lebih tinggi dari segi umur dan ilmu dari Asy-Syaikh Al-‘Abbad?

    Ini kalau memang alasan mereka adalah bahwa ulama’ kibar belum bicara, maka asy-syaikh An-Najmi lebih kibar dari Syaikh Al-‘Abad…, walaupun keduanya adalah ulama’ kibar di sisi kita semuanya. Wallahu a’lam.

    Suka

    • Kenapa Ulama Kamu Banding-bandingkan.? Apakah kamu berilmu.

      [ admin ]
      Alhamdulillah, kami tidak membanding2 kan para ulama’. Ali Hasan Abdul Hamid bukan ulama’, sedangkan Syaikh Rabi’ adalah seorang ‘alim kabir, kami di sini hanya sekedar menyebutkan pendirian Asy-Syaikh Rabi’ tentang anaknya Ali Hasan yang sudah bertahun-tahun lamanya diberi nasehat dan kasih sayang. Akan tetapi Ali Hasan merasa sombong dan bangga diri sehingga tidak mau menerima nasehat para ulama’, terlebih ia mendatangkan berbagai macam penyimpangan.

      Para ulama besar Ahlus Sunnah sudah mencurahkan berbagai upaya untuk menasehatinya, dan mereka sangat bersabar dalam hal itu. Tetapi Ali Hasan tidak mau menerima nasehat…..
      Maka hak mereka adalah mentahdzir umat dari kekeliruannya yang fatal. Dan sekali lagi, itu semua mereka lakukan setelah adanya upaya nasehat bertahun-tahun lamanya, jadi tidak main serampangan tahdzir sana tahdzir sini.

      Fata’ammal Barakallahu fiik

      Suka

  2. Sibukkanlah diri kalian ini menuntut ilmu, jangan hanya komentar aja di belakang para ulama. Kalau memang itu nasihat dari para kibarul ulama di saudi sana kepada syaikh ali hasan, maka ini adalah bukti kecintaan mereke kepada beliau sebagaimana dalil dalam surat al ashr.

    [ Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran. ]

    Kalian belum tentu tau secara pasti maksud dari nasihat tersebut !! walahu a’lam

    [ admin ]
    Mentahdzir orang-orang yang menyimpang juga bagian dari ilmu, bahkan itu di antara yang terpenting dan merupakan manhaj salafunash shalih.
    Mentahdzir orang-orang yang menyimpang adalah akhlak rasulullah, shahabat, tabi’in, dan para ulama’ setelah mereka. Dan itu semua, alhamdulillah tidak menyibukkan mereka untuk mempelajari ilmu-ilmu islam lainnya. Demikian pula kami, alhamdulillah juga demikian…
    Imam Ahmad, ketika ada yang mempermasalahkan beliau mentahdzir fulan dan ‘allan, kata beliau: “Apabila aku diam dan kamu diam. Dari mana kaum muslimin akan mengetahui kebenaran?” Barakallahu fiik

    Suka

  3. assalamu’alaikum ! bukankah beliau adalah murid dari shaikh al-albany ? penyimpangan apa yang terbesar dari shaikh ali hasan,sehingga beliau di fatwakan sebagai mubtadi’ oleh shaikh rabi’,dan siapa abi manar al-iraqi ? baru kali ini ana mendengar namanya.barakallahu fiik

    [ admin ]
    Tentunya bagi kita yang tidak berkecimpung langsung dengan fitnah ini akan kaget dengan tahdzir para ulama’ terhadap Ali Hasan Al-Halabi. Tetapi berbeda dengan orang-orang yang inshaf dan paham tentang kasus demi kasus yang diperbuat Ali Hasan, akan menganggap maklum tahdziran para ulama’ kibar, bukan hanya Syaikh Rabi’.
    Dari apa yang kami paparkan, sudah jelas bahwa diantara kesalahan fatal Al-Halabi adalah:
    – kitabnya yang mengandung paham murji’ah, walaupun kami tidak menganggap beliau murji’ah. Tahukah anda apa itu paham murji’ah? (ini sebagaimana difatwakan dan diakui oleh Syaikh Abdul ‘Aziz Alu Syaikh mufti kerajaan arab saudi, syaikh Bakr Abu Zaid, Syaikh Shalih Al-Fauzan, Syaikh Shalih Al-Luhaidan, Syaikh Shalih As-Suhaimi, dan selain mereka)

    – Menyimpangkan ucapan ulama’ dan menafsirkannya dengan tafsiran keliru.
    – Membuat qa’idah-qa’idah baru yang hakekatnya ingin meruntuhkan manhaj tahdzir terhadap ahlul bid’ah
    – Memuji tokoh-tokoh ahlul bid’ah semacam Abul Hasan Al-Ma’ribi, Abu Ishaq Al-Huwaini, dan selain keduanya.
    – Menyelaraskan dirinya dengan para ulama’ kibar.
    – Dan masih banyak lagi, anda bisa membaca kitab Syaikh Ahmad Bazmul yang berjudul “Shiyanatus Salafi”

    Barakallahu fiik….

    Suka

  4. yaa akhi bertaqwalah kepada Allah akan apa yg engkau kabarkan…hidayah hanyanlah milik Allah apa yng engkau fonis hari ini belum tentu itu adalah suatu kebenaran yg haq……daripada mencari cari dan terus mengorek keburukan para ulama hendaklah kita disibukan untuk mencari ilmu karena engkau yaa akhi tidak akan ditanyakan apa kesalahan syaikh ali akan tetapi engkau akan mempertanggung jawabakan amal perbuatanmu…wallahu alam

    —admin—
    Sebenarnya sikap seperti inilah yang membuat saudara-saudara kita kebingungan ketika menyikapi perselisihan diantara ulama’, karena tidak mau tahunya mereka tentang realita membuat mereka bingung. Sehingga tidak banyak yang mempertanyakan tahdzir syaikh Rabi’ dan Ahmad Bazmul, seandainya mereka mau mengikuti kejadian demi kejadian pasti mereka akan paham dengan keadaan sebenarnya.
    Tentunya, menulis permasalahan tahdzir seperti ini, disamping ini adalah manhaj ahlus sunnah, juga tidak menghentikan kita dari tholabul ilmi. Dan Tholabul ilmu juga tidak menghentikan kita dari tahdzir terhadap ahlul bid’ah
    Barakallahu fiik

    Suka

  5. klo ana baca dr tulisanny
    ana merasa ada mslh antara syaikh Robi dgn syaikh albani rohimahullah dan syaik al abbad hafizhahullah.
    Syaikh al abbad sbnernya sdh menunjukkanny di kitabny rifqon ahlussunnah,dan syaik Rabi sendiri merasa tersinggung dgn keluarnya kitab tsb.dan kemarin ana baca risalah terbaru syaik Al abbad yg jelas2 menasihati syaikh Rabi lagi.
    Dan syaikh albani jg dahulu sdh menasihati syaikh Rabi.agar memakai cara yg baik dlm menasihati.
    Dmikian jg syaikh utsaimin yg mengkritik fatwa lajnah daimah yg mentahdzir syaikh Ali hafizhohullah.
    Sbnarnya justru jelas terlihat yg fanatik dan taklid adalah para pengikut syaikh Rabi.
    Sekali lagi para pentaklidnya,yg memperkeruh suasana.
    Ketika sudah keluar jarh dr beliau.maka para pentaklidnya langsung tebar sana sini.caci sana sini.klo ada yg tdk setuju langsung di cap SURURY/HIZBY.mereka berusaha mengeluarkan seseorg dr manhaj salaf.
    Seolah2 ini adalah ijma yg tdk boleh di selisihi.
    Yg menyelisihi adalah mubtadi,titik tanpa koma.demikian contoh nyata taklid buta..

    —admin—
    Alhamdulillah, semuanya sudah kami jelaskan di beberapa edisi dalam blog ini tentang Ali Hasan.
    Telah kita jelaskan pula bahwa bukan hanya Syaikh Rabi’ yang mentahdzir Ali Hasan Al-Halabi, tapi juga Syaikh Al-Ghudayyan, Syaikh Ahmad An-Najmi, Lajnah Daimah, dan para ulama’ lainnya.
    Tentu dari pihak Lajnah yang diantaranya adalah Syaikh Bakr Abu Zaid ketika mengeluarkan fatwanya tidak sembarangan. Oleh karena itu, Syaikh Shalih As-Suhaimi membenarkan fatwa Lajnah dan mengatakan bahwa Ali Al-Halabi, keliru, keliru, keliru…”.

    Sekali lagi, ini bukanlah taklid kepada Syaikh Rabi’ atau yang lainnya, tapi mengikuti jalannya para ulama’.

    Dan perlu anda ketahui tentang kitab Rifqon, bukan hanya syaikh Rabi’ yang tidak setuju denganya, tetapi juga para ulama’ lainnya, seperti Syaikh Ahmad An-Najmi dan yang lainnya. Karena alasan mereka, kitab ini terlalu umum sehingga dapat disalah gunakan, dan memang alasan mereka sangat tepat. Kita perhatikan sekarang bagaimana musuh2 sunnah menerjemahkan kitab ini untuk menghantam ahlus-sunnah sendiri. wal’iyadzubillah

    = Sebenarnya dari komentar anda bisa kami baca bahwa anda terlalu taklid dengan Ali Hasan Al-Halabi, setiap komentar dan ucapan ulama’ yang mendukungnya pasti anda mengambilnya serta membuang ucapan ulama’ lainnya yang tidak sejalan dengannya.

    Sekarang begini saja, kita tanamkan dulu di dada kita dasar dalam permasalahan ini, antum baca, camkan, renungi, dan cermati dahulu alasan para ulama’ yang mentahdzir Al-Halabi dan alasan ulama’ yang membela Ali Al-Halabi. Tentu dengan sikap adil dan tidak memihak.
    Nah, dari sini Insya Allah akan jelas bagi anda mana diantara ulama’ itu yang lebih dekat kepada kebenaran…..

    Suka

  6. justru antumlah yg taklid kpd syaikh rabi,antum hanya mau mengambil ucapan ulama lain yg sejalan dg syaikh rabi.
    Antum mencampakkan ucapan ulama lain yg menyelisihi syaikh rabi,meskipun itu org yg jauh lebih alim dr syaikh rabi dan syaikh lain yg antum sebut diatas.entah itu syaikh utsaimin atw syaikh bin baz apalagi syaikh albani.
    misal syaikh albani mengatakan syaikh ali murid beliau yg paling banyak dipuji di kitab2 beliau,beliau menganggapny murid yg mumpuni dlm hadits..silahkan antum baca kitab2 syaikh albani disitu bertebaran nama syaikh ali.tapi dg satu kalimat dr syaikh rabi kalian bilang syaikh ali bukan ulama.Sekarang siapa yg taklid?
    Kalian itu memang dr dulu suka menyebar berita2 semacam ini.lihat situs2 kalian isinya rata2 hal2 spt ini.kalian membangun wala dan baro di atas khilafiyah.
    Jarh wa ta’dil ngawur kalian praktekkan.bahkan ghuluw.mulut kalian suka memakan daging saudara sendiri.dg dalih ini adalah jarh wa ta’dil,kalian puaskan kedengkian kalian..
    Sekarang tanya ke dlm diri antum benarkah. Antum sdh paham jarh wa ta’dil.sudah belarkah jarh wa ta’dil dg baik.cocokkan dg realita.jujur dlm menilai.jauhi taklid..

    —admin—
    Bukankah Sudah berkali-kali kami sebutkan, bukan manhaj ini milik Syaikh Rabi’ sehingga kami harus taklid kepada beliau, sebelum beliau berbicara tentang Ali Hasan, sudah sudah ada disana Lajnah Daimah, Syaikh Al-Ghudayyan, Syaikh Ahmad Najmi, Syaikh Muhammad Hadi, Syaikh Ahmad Bazmul, dan para ulama’ lainnya… Klu kami ingin bertaklid, tentu kepada mereka yg berbicara lebih dahulu.. tetapi bukan seperti itu manhaj kita.. Semuanya ilmiyyah dan butuh renungan..

    Kami tidak mengingkari pujian Syaikh Al-Bani terhadap Ali Hasan. Akan tetapi, apakah dengan punjian tersebut membuat Ali Hasan makshum? sehingga walaupun dia melakukan kesalahan tidak terbebani apapun karena Syaikh Al-Bani telah memujinya?? Akhil karim, Syaikh Al-Bani memuji Ali Hasan sesuai dengan keadaan yg beliau lihat ketika itu dan ketika beliau masih hidup. Adapun setelah Syaikh Al-Bani meninggal, maka jika Ali hasan tetap istiqamah, maka terus berlakulah pujian Syaikhnya, sedangkan jika Ali Hasan menyimpang, maka pujian siapapun tidak akan bermanfaat baginya… Karena ‘Ibroh bukanlah pujian seseorang tetapi hakikat kenyataan yg ada pada diri seorang yg dipuji tersebut…

    Berbicara tentang Jarh wa Ta’dil, tentu Lanjanh Daimah, Syaikh Al-Ghudayyan, Bakar Abu Zaid, Syaikh Al-Fauzan, Ahmad Najmi, Muhammad bin Hadi, Ahmad Bazmul, Syaikh Rabi’, dan masyayikh lainnya juga mengetahui manhaj ini dan tidak serampangan di dalam menerapkannya… Ketika mereka memperingatkan dari Ali Hasan atau dari buku-buku.nya, itu karena mereka telah meneliti sepak terjang Ali Hasan dan buku-buku.nya… Wallahu a’lam.

    Suka

    • Rifqon Ahlus Sunnah bi Ahlis Sunnah.

      –admin—
      Na’am, tp ini antar manhaj ya akhi, bukan antar ahlus sunnah. Barokallahu fiik

      Suka

  7. afwan ana baru belajar,ana juga gak ngerti bhs arab.
    apakah hanya suatu kesalahan yang sedikit menurut sebagian ulama seseorang tsb harus di hukumi ahlul bid’ah atau keluar dari salaf ?

    —admin—
    Kalau kesalahan sedikit dan tidak fatal tentu tidak akh… itu jawaban ana yg disesuaikan dgn pertanyaan antum,,
    Tapi jangan antum kira kesalahan Ali Hasan itu kecil. Perlu antum ketahui, barokallahu fiik, bahwa para ulama’ terus berusaha menasehati Ali Hasan sejak bertahun2 lamanya. Tetapi sayang, ternyata justru dia semakin jauh dan meremehkan keterangan para ulama’ kibar, seperti Lajnah Daimah, Syaikh Luhaidan, Syaikh Rabi’, Syaikh Muhammad Hadi, dan masyayikh saudi lainnya. wallahu a’lam

    Suka

  8. Assalamu alaikum,
    Ya akhi sewaktu perselisihan syeikh Rabi dengan Abdurahman abdul kholik ,Syeikh Ibnu Baz mengucapkan yang kurang lebih sbb:
    ” hendaknya tholab tidak ikut berbicara “.

    Maksud antum kita tidak boleh menjelaskan kepada umat ttg Abdurrahman Abdul Khaliq? antum salah memahami akh… wah kalau begitu, bisa digambarkan donk permasalahannya cuma pribadi antara Syaikh Rabi’ dengan Abdurrahman Abdul Khaliq! bahaya tu…

    Apakah antum lebih alim dari Syeikh Ali ?

    Permasalahannya bukan siapa yg lebih alim, tetapi ketika seseorang telah terjatuh dalam kesalahan dan para ulama’ telah memperingatkan secara umum, maka kewajiban kita adalah memperingatkan umat sesuai dgn petunjuk para ulama’.

    kesalahan kesalahan FKAWJ yang dilakukan dulu saja sampai sekarang saja tidak pernah di umumkan, kini ada berita seperti ini antum langsung sebarkan.
    Adilkah ?

    Maksud tidak pernah di umumkan? Bukankah Ust. Muhammad As Sewed pernah mengumungkan kesalahan2 ketika di FKAWJ dan beliau mewakili para ust lainnya berlepas diri dari kesalahan-kesalahan itu. Maka ketika mereka telah berlepas diri tidak boleh lagi mengorek2 kesalahan lamanya. Diantara bukti berlepas diri mereka adalah membubarkan FKAWJ. Berbeda dengan Ali Hasan yg justru terus terjatuh ke dalam kesalahan… perhatikanlah barokallahu fiikum

    Tahukah antum perkataan yang pernah Syeikh Rabi sampaikan tentang ustad Lukman Ba abduh saat menghadap beliau ?

    Yang beliau ucapkan adalah “Khawatir bahwa Luqman adalah jasus dari mata-mata al ikhwanul muslimun” beliau tidak memvonis.. Dan alhamdulillah Syaikh Rabi’ sudah menjelaskan bahwa Ust Luqman adalah Da’i salafy, diantara buktinya bisa mendengarkan ceramah Ust Askari ketika di Solo… Dan beberapa tahun lalu Ust Luqman juga sempat ziaorh ke rumah Syaikh Rabi’, dan beliau juga sempat menelpon Syaikh dari Indonesia.. walhamdulillah

    Barokallahu fiikum

    Suka

  9. Ya akh,
    Antum salah memahami pertanyaan ana, maksud ana tanya antum” apakah antum lebih alim dari syeikh ali” adalah ” apakah antum ulama shg dg gagah menyatakan ” Ali Hasan menurut syeikh Fulan begini begitu……..?
    Apa tidak ada adab yg lebih baik ?

    ya akh, sebenarnya jika antum teliti dan renungi lagi, justru itulah adab kita ketika berbicara tentang orang yang lbh tinggi dari kita.. tidaklah kita mentahdzir fulan dan ‘alan kecuali di bawah bimbingan ulama’, sehingga ketika saya membicarakan tentang sosok Ali Hasan maka saya tdk berhak berbicara dari kantong saya sendiri, maka adab saya adalah menukil ucapan para ulama’ besar, diantaranya adalah al-lajnah dan yang lainnya.

    Dan yang saya tahu ustad mantan FKAWJ pun tidak membicarakan ini kecuali kpd tholab yg sudah mengerti da’wah.
    Lha antum menebar berita ini seperti berita nya Gayus.

    Sejauh manakah pengetahuan antum akhi fillah?! coba buka link ini mungkin bisa menjadi tambahan ilmu bagi antum….
    http://www.salafybpp.com/fataawa/113-fatwa-lajnah-daimah-tentang-buku-karya-ali-hasan-al-halabi.html
    http://www.salafy.or.id/print.php?id_artikel=1670

    At-Taudhihul Abhar

    Ya akh, kalaupun syeikh Ali memang salah, apakah antum tidak bisa tunjukkan adab yg baik, santun. ana yakin antum pernah merasakan hikmah dari kitab beliau.

    Seharusnya bagaimanakah sikap kita ya akhi?! Diam berpangku tangan, atau bagaimana?

    Dakwah salafiyah adalah dakwah yang penuh rahmat.
    Antum tahu pendapat syeikh utsaimin thd qunut subuh, tetapi bagaimanakah fatwa beliau bila kita berjamaah di belakang imam yg qunut?
    Berarti beliau salah ?
    Semoga dijadikan bahan pertimbangan.

    Betul dakwah salafiyah adalah dakwah penuh rahmat, tapi pertanyaannya adalah, apakah makna rahmat disini harus lembut terus? bukankah termasuk rahmat adalah memperingatkan umat dari bahaya seseorang?? ya, tentu itu rahmat karena kita senang jika saudara kita selamat dari penyimpangan… Lihatlah bagaimana sikap rahmat Nabi kpd para shahabatnya; terkadang tertawa sampai terlihat gerahamnya, terkadang pula marah sampai memerah wajahny…

    Berkaitan dengan Qunuth Shubuh, akhi fillah…, itu adalah perkara fiqhiyyah yang memang rentan terjadi perbedaan pendapat, dan masalah khilafiyah dalam al-fiqh tidak menjadikan seseorang tercela ketika memilih satu pendapat…. Adapun apa yg sedang kita bicarakan ini adalah perkara manhaj…. tentu berbeda akhi fillah antara permasalahan fiqhiyyah dan manhajiyyah……….

    Semoga dijadikan bahan renungan dan pertimbangan….. Barokallahu fiikum

    Suka

  10. tidak ada yang dapat mengambil manfaat dari tulisan ini kecuali para ahli bid’ah..

    para ahli bid’ah bertepuk tangan kegirangan..

    itulah akibat dari mulut kotor melebihi comberan

    —-admin—
    Semoga Allah memberi hidayah kepada kami dan antum semua…

    @anda: “itulah akibat dari mulut kotor melebihi comberan” Bukankah itu juga tuduhan kotor dari mulut kotor???

    Suka

  11. Allahul Musta’an….

    data jelas…
    bukti ada…
    bahayanya diperlihatkan…
    penyimpangannya diuraikan…
    penjelasannya seterang matahari…

    lalu yang dicari apalagi….????!!!
    berpikirlah wahai salafiyyun…

    Allahu yahdiikum jami’an

    Suka

  12. Ana mencintai Syaikh Ali HAsan. . . semoga Alloh selalu menjaga beliau. . . tidak ada manusia yg sempurna sebagaimana pula Imam Bukhori difatwakan mengatakan Al Qur’an Makhluq oleh para ulama besar di zamannya yg keliru, maupun imam-imam lainnya. . . Ana mencintai Syaikh rabi, Syaikh Ali Hasan keduanya murid syaikh albani . . . . semoga Alloh selalu melindungi para ulama salaf. . .

    Suka

  13. Ana mencintai Syaikh Ali HAsan. . . semoga Alloh selalu menjaga beliau. . . tidak ada manusia yg sempurna sebagaimana pula Imam Bukhori difatwakan mengatakan Al Qur’an Makhluq oleh para ulama besar di zamannya yg keliru, maupun imam-imam lainnya. . . Ana mencintai Syaikh rabi, Syaikh Ali Hasan keduanya murid syaikh albani . . . . semoga Alloh selalu melindungi para ulama salaf. . . (ana juga sdh membaca : http://lenterasunnah.blogspot.com/2010/10/jawaban-syaikh-ali-terhadap-pernyataan.htm)

    —-admin–
    Ya Akhi, Imam Bukhari dalam itu tertuduh dan terzhalimi, sedangkan Ali Hasan memang kenyataan.ny telah mengatakan ucapan2 tersebut… Barokallahu fiik

    Suka

  14. Walhamdulillaah
    sudah jelas dan gamblang…tidak ada yg menolak semua keterangan diatas kecuali para pengekor hawa nafsu..Wallohul musta’aan
    Barokallohufiekum wajazakallohukhoiron katsiero atas apa yg antum luangkan untuk hadir di log yg sarat manfaat.

    Suka

  15. Lalu pembelaan Syaikh Utsaimin terhadap Syaikh Ali dari fatwa lajna ,apakah antum campakan begitu saja ?

    Ini masalah khilaf ulama akhi,artikel dan komentar2 antum terlihat maniz bagi orang2 yg taklid.

    Suka

  16. Yaa akhi… Walaupun antum tidak berbicara di depan syeikh ali , namun tulisan antum kelak akan dimintai pertanggungjawaban kelak oleh Nya!! dan kalau itu benar , antum tak dapat pahala dan jika antum salah , maka betapa ruginya antum!!!

    Suka

    • –admin—
      Apakah salah ketika seorang hamba hanya meneruskan fatwa para ulama’ kibar agar kaum muslimin memiliki ilmu tentangnya?
      Akhi, bukanlah apa yang ana jelaskan diambil dari kantong ana sendiri atau dari pemikiran fatwa ana sendiri, sekali kali tidak.. ana tidak mampu dalam hal itu..

      dan kalau itu benar , antum tak dapat pahala dan jika antum salah , maka betapa ruginya antum!!!

      akhi.. tidak ada di dalam islam seperti yang antum sebutkan,,, mungkinkah seseorang yang melalukan sesuatu yang benar dan tidak mendapatkan pahala? apa gunanya diadakan amar ma’ruf nahi munkar jika tidak membuahkan pahala… Allahul musta’an

      Suka

  17. assalamu’alaikum ustadz,bagaimana menyikapi bahwa BNPT telah mengundang Syaik Ali Hasan Al-Halabi untuk menyadarkan para teroris terutama yg sudah dipenjara di Nusa Kambangan http://gemaislam.com/rubrik/aktualita/1718-usaha-pembela-aksi-terorisme-untuk-membunuh-karakter-syaikh-ali-hasan-al-halabi,…..juga telah beredar fitnah dan kata kotor dari para teroris terhadap beliau,apakah kami boleh membela beliau ,atau lebih baik diam karena beliau telah jatuh dalam kesalahan ?mohon bimbingan ….jazakallah khoiron katsiron

    Suka

  18. Kita serahkan urusan Jarh wa tadil kepada para ulama..
    Setelah terdapat informasi bahwa Ulama telah mengeluarkan fatwa dan penyimpangan telah terjadi bertahun-tahun lamanya, dan telah ada bukti nyata.. Maka kita harus mengingatkan teman-teman kita agar berhati-hati. Itu bukan sikap yang salah.
    Tentunya ini sebagai ujian bagi kita, dan kita harus bersabar..

    Suka

Tinggalkan komentar